Suami / Calon Suami
Dari 'Aisyah berkata, Rasulullah SAW
bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrinya, dan
akulah yang paling baik kepada istriku."
Apapun kondisinya seorang suami harus
berusaha sebisa-bisanya untuk menjadi orang yang paling baik di mata istrinya.
akan sangat berbahaya jika seorang istri sudah membanding-bandingkan suami
dengan orang lain.
Misalnya memuji-muji suami temannya atau
mengagumi lelaki tetangganya.
Artinya, pada diri suami ada sesuatu yang
kurang dimata istri. Maka seorang suami harus tanggap dan memahami apa
sebenarnya kekurangannya.
Seorang istri akan merasa bangga, kalau
suaminya bisa berperan sebagaimana mestinya yaitu:
1. Bertanggung jawab
Allah SWT berfirman:"Kaum laki-laki
itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka
(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."
(QS An Nisa: 34)
(QS An Nisa: 34)
Suami yang bertanggung jawab adalah suami
yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan istri dan keluarganya. Istri tidak semata
-mata memerlukan materi, namun juga perlindungan dan bimbingan. Di saat istri
kedinginan, suami memberikan kehangatan. Disaat istri kepanasan, suami
memberikan kesejukan. Disaat istri gelisah, suami memberikan hiburan dan
menggembirakan. istri yang berbunga-bunga hatinya karena terpenuhi seluruh
haknya akan bertekuk lutut menyerahkan diri dan jiwa raganya kepada suami.
Sebagai pimpinan suami punya tanggung jawab
membimbing keluarga dan mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan
berhasil. Suami punya tanggung jawab menyelamatkan istri dan keluarganya di
dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya
adalah dari batu dan manusia."(QS At-Tahrim: 6)
2. Cekatan dan berkepala
dingin dan pengertian
Rasulullah bersabda: " Ketahuilah,
sesungguhnya sebaik-baik lelaki adalah orang yang tidak cepat marah, tetapi
cekatan dan cepat tanggap. Dan seburuk-buruk lelaki adalah orang yang cepat
marah dan lambat. (HR AL-Hakim dalam kitab Al Mustadrak)
Seorang suami harus bisa mengatasi
permasalahan dengan kepala dingin. Dia harus bisa menjelaskan kepada istrinya
dan bisa memberikan pengertian kepada istrinya kalau ada masalah. Seorang suami
harus cepat tanggap ketika istrinya memberikan isyarat. Maklum wanita memang
lebih banyak malunya daripada terus terang. Ketika wanita meminta sesuatu,
tidak jarang hanya menceritakan temannya telah punya ini dan itu. Wanita lebih
banyak menggunakan perasaannya daripada jalan pikirannya. Maka diperlukan
pengertian yang luar biasa. Suami harus mengerti kondisinya dan mengerti
keinginannya. Yang paling penting adalah mengerti jalan pikirannya.
3. Yang perkasa dan
perhatian di rumah
Dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah SAW
bersabda: "Aku diberikan kekuatan sebanding 40 orang dalam orang dalam hal
pukulan dan nikah (senggama). (Majma Al-Zawaid)
Dari anas berkata, Rasulullah bersabda,
"Aku diberikan kelebihan atas banyak orang dengan 4 hal : yaitu ramah,
berani, banyak senggama, dan pukulan yang keras." (HR Al-Thabrani dalam AL
Ausath dengan sanad rawi yang terpercaya)
Keperkasaan adalah salah satu pokok masalah
bagi seorang istri. Betapa banyak istri yang menuntut cerai karena suaminya
tidak perkasa. Tidak ada yang lebih baik yang dilakukan oleh suami dan istri
disaat berduaan kecuali memadu kasih dan sayang. Keduanya disunnahkan untuk
bisa saling memberikan apa yang paling disenangi oleh pasangannya. Suami
memberikan apa yang disenangi istri, dan istri memberikan apa yang disukai
suami.
Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik kamu
adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yang paling baik kepada
istriku."
"Adalah akhlak Rasulullah, indah
bergaulnya, selalu menyentuh kulit (meraba),mencumbu rayu istrinya, memberikan
kebutuhan istrinya, lemah lembut kepada istrinya, memberikan kebutuhan
istrinya, dan bergurau dengan istrinya." (HR Ahmad)
Keperkasaan suami tidak hanya untuk dirinya
sendiri. Seorang istri harus mendapat perhatian sampai benar-benar menikmati
keperkasaannya. Seorang suami tidak boleh melepaskan sebelum istrinya meminta
dilepaskan. Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitab Al-Mughni, bahwa jika seorang
suami melakukan senggama dengan istrinya, janganlah terburu-buru mencabut
penisnya sehingga istri menyelesaikan syahwatnya (orgasme), karena
Rasulullah SAW bersabda, "Jika satu
diantara kamu menggauli istrinya, maka hendaklah benar kepadanya. Bila suami
telah sampai pada puncaknya (orgasme) sebelum istri tercapai hajatnya, maka
janganlah suami tergesa-gesa melepas hingga istri bisa mencapai hajatnya
(orgasme).
Mengapa suami diharapkan tidak cepat-cepat
melepaskan istrinya saat berhubungan? Karena istri mempunyai kekuatan seks yang
tidak bisa ditandingi oleh suami. Ketika istri benar-benar menikmati hubungan
seksual, dia mampu mencapai orgasme sampai dua kali selagi suami masih bisa
bertahan. Sedangkan suami tidak mungkin bisa kecuali membutuhkan waktu yang
cukup.
4. Yang menghargai jerih
payah istri
Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh atas dasar keimanan dan keikhlasan. Pada
akhirnya kita akan tahu, mana pekerjaan yang dilakukan dengan senang hatidan
penuh keikhlasan dan mana pekerjaan yang dilakukan dengan kebencian dan
keterpaksaan. Seorang istri yang membuat kopi dengan senang hati dan ikhlas
untuk suaminya akan terasa nikmat dan lezat. Sebaliknya akan terasa hambar
hambar kalo dilakukan secara terpaksa. Sungguhpun kopi tersebut dihidangkan
dengan terpaksa dan tidak enak rasanya, seorang suami yang baik tidak boleh
mencela apa yang telah diperbuat istrinya.
Kalau suami tidak berselera sebaiknya,
ditinggalkan saja tanpa memberikan komentar. Pada saatnya nanti, istri akan
tahu bahwa yang disajikan memang tidak berkenan.
Disebutkan dalam hadits: Dari Abu Hurairah
ra. berkata: "Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika
beliau berselera, beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau
meninggalkannya." (HR Muslim)
Seorang suami harus cepat-cepat
menyampaikan pujian dan penghargaan manakala benar-beanr menikmati hasil karya
istri. Dengan memberikan pujian berarti suami telah memberikan penghargaan
kepada istri.
Dari Jabir bin Abdullah Al-Ansari berkata,
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang diberikan kebaikan, maka
hendaknya dia membalasnya dengan kebaikan yang sama. Jika tidak bisa memberikan
yang seimbang, maka ucapkan pujian kepadanya. Jika seseorang telah memuji, maka
sesungguhnya dia telah bersyukur. Jika seseorang menyembunyikan pemberian, maka
sesungguhnya dia telah kafir. Barangsiapa memakai pakaian bukan dari pakaian
yang telah diberikan, sungguh dia seperti memakai pakaian dosa. (HR Bukhari
dalam Al-Mufrad)
Menghargai kerja istri bisa dilakukan
dengan memberikan hadiah yang diinginkan. Atau paling tidak dengan menyampaikan
pujian.
5. Yang jujur dan setia
Dari Asma binti Yazid berkata, Rasulullah
bersabda: "Tidak boleh berbohong kecuali dalam tiga hal yaitu: bohongnya
suami kepada istri demi mendapatkan ridha dan cintanya, bohong dalam
peperangan, dan bohong dalam mendamaikan orang yang bermusuh-musuhan. (HR
At-Tirmidzi)
Yang dimaksud jujur berarti berkata apa
adanya , tidak berbuat neko-neko selama di luar rumah. Namun dalam hal-hal
tertentu suami boleh menyembunyikannya jika dianggap dengan kejujurannya justru
menimbulkan praduga dan kecurigaan sang istri, atau dengan kata lain
ketidakjujurannya dilakukan semata-mata demi menjaga kebaikan dan keharmonisan
hubungan keduanya.
Kesetiaan yaitu kesediaan melakukan sesuatu
demi orang yang dicintai. Seorang suami yang setia kepada istrinya akan
bersedia menahan lapar demi bisa makan berdua dengan istrinya. Seorang istri
yang setia kepada suaminya, dia akan menanti suaminya datang demi untuk bisa
makan berdua, walaupun perutnya sudah lapar. Kesetiaan menjadikan kedua
pasangan hidup setia dan sekata. Istri sakit dipijiti, ditunggui, disuapi, dan
sebagainya. Suami yang baik akan rela berkorban demi istrinya.
(Dikutip dari Buku "Nikmatnya Berumah
Tangga" karya Saifuddin Aman Al-Damawi, Al Mawardi Prima, 2006)
0 komentar:
Posting Komentar