Anak Lebih Taat Kepada Bunda, Tanya
Kenapa?
Kutipan dari daarut-tauhiid Posted by: "Bayu
Gautama"
Gunawan -bukan nama sebenarnya- mengeluh
lantaran Bobby (5), anaknya, lebih mau mendengar kata-kata bundanya tinimbang
dirinya. Bahkan ketika ia harus mengeluarkan perintah dengan nada yang lebih
keras pun, Bobby tetap tak menggubrisnya, bahkan berlari mencari perlindungan
ke Soffie, sang bunda.
Sebagai Ayah, Gunawan merasa
'cemburu' kepada Soffie karena tidak dipatuhi, ditaati bahkan mungkin tidak
lebih dicintai oleh Bobby, buah hatinya sendiri.
Haruskah Gunawan menghukum
Bobby? Adakah andil Soffie yang membuat Bobby tak patuh kepada Ayahnya?
Benarkah keadaan seperti ini kesalahan sepenuhnya dialamatkan kepada si kecil
Bobby? Atau memang sangat wajar dan demikian adanya, bahwa anak-anak sudah
sepantasnya lebih dekat dan lebih patuh kepada bunda sebab kedekatannya selama
dalam kandungan, melahirkan dan menyusui.
Masalah yang dihadapi Gunawan,
hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang terjadi. Tidak sedikit Ayah yang
memiliki problem yang sama, dan sangat mungkin ini menjadi permasalahan bersama
para Ayah di banyak tempat. Tetapi sebelum mengalamatkan telunjuk kesalahan
kepada isteri atau anak-anak akibat keadaan ini, mari melihat apa yang sudah
kita lakukan kepada anak-anak.
Untuk kasus Gunawan misalnya.
Ia pernah didatangi Bobby saat tengah sibuk memperbaiki kendaraannya. Bobby
yang sering memperhatikan Ayahnya mengutak-atik kendaraan menganggap sang Ayah
adalah montir handal dan karenanya pastilah bisa pula memperbaiki mobil-mobilan
kesayangannya yang rusak. Namun ketika ia meminta bantuan Ayahnya untuk
memperbaiki mainannya, kekecewaan lah yang didapatinya dari kalimat,
"Pergi sana ke bunda, apa kamu nggak lihat Ayah sedang sibuk". Bobby
yang patah hati pun mendatangi sang bunda. Soffie mencoba memperbaiki mainan
kesayangan anaknya, dan berhasil!
Boleh jadi, kerusakan mobil
kesayangan Bobby bukan sesuatu yang parah. Mungkin saja hanya battery-nya yang
habis dan tidak akan menyita waktu banyak untuk memperbaikinya. Pada saat Bobby
mendatangi Ayahnya untuk meminta bantuan, itu lah kesempatan terbaik sang Ayah
untuk berdekatan dengan anaknya, itulah saat-saat emas menunjukkan perhatian
terbaik kepada anak-anak. Nampaknya Gunawan tak menyadari dan melewatkan kesempatan
berharga tersebut. Persepsi Bobby pun berubah, "Bunda lebih handal".
Contoh lain ada di malam hari.
Suatu kali Bobby meminta Ayahnya untuk menemani tidurnya dengan mendongeng.
Lagi-lagi Bobby tak menangkap isarat, bahwa Bobby ingin mendapat perhatian
lebih dari sang Ayah. "Sama bunda saja ya, Ayah lelah sekali," ujar
Gunawan. Barangkali memang Bobby tak tahu kalau Ayahnya lelah setelah seharian
kerja, tetapi Bobby juga seorang anak kecil yang ingin merasa memiliki Ayah.
"Bobby juga punya Ayah kan? Bobby tidak hanya punya Bunda kan?"
barangkali kalimat ini yang bisa menggambarkan perasaan seorang anak seperti
Bobby.
Keberadaan Ayah pada saat
dibutuhkan, kehadirannya ketika dinantikan, seringkali menjadi mimpi bagi
anak-anak. Terutama bagi anak-anak yang orangtuanya super sibuk. Jangan heran
jika Anda mendengar cerita tentang anak-anak yang lebih dekat kepada
pembantunya, atau anak-anak yang setiap kali menangis justru berlari ke pelukan
babby sitter dan bukan orangtuanya. Salahkah anak-anak memiliki perasaan
seperti itu?
Ketika buah hati Anda tak lebih
dekat kepada Anda sebagai Ayahnya, tak lebih mendengar kata-kata Anda dibanding
ucapan sang Bunda, bahkan tak lebih sayang seperti yang Anda inginkan? Cobalah
beri perhatian lebih kepada mereka. Anak-anak akan berlari mendekat kepada
Anda, saat Anda berjalan mendekatinya. Saat Anda menciumnya di kening, mereka
akan mencium Anda di kening, pipi, mulut, hidung dan dagu Anda. Ketika Anda mau
mendengarkan mereka barang sedetik saja, mereka akan melakukan apa saja yang
Anda inginkan. Cobalah.
(Bayu Gawtama, untuk para Ayah
di seluruh dunia)
0 komentar:
Posting Komentar