About

Selasa, 06 November 2012

Hal-hal yang melemahkan Iman

Hal-hal yang melemahkan Iman
Manusia itu diciptakan bukan dari cahaya sehingga bagai malaikat yang ditakdirkan selalu taat dan beribadah kepada Allah atau diciptakan dari api sehingga bagai syaiton yang senantiasa berbuat buruk dan mengajak kepada kebathilan, namun manusia diciptakan dari bahan yang berbeda dengan kedua makhluk itu yang kemudian memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Salah satu karakteristik manusia itu adalah cenderung pada kebaikan namun cenderung pula pada keburukan. Oleh karena itu rasululloh saw mengatakan dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Islam bahwa “keimanan itu bisa bertambah dan bisa berkurang. Maka perbaharuilah Iman kalian dengan laa ilaaha illallah”.
Agar dapat mengatasi saat iman terjadi penurunan, maka kita perlu mengetahui tanda-tandanya kapan saat iman itu turun. Fenomena atau gambaran melemahnya iman itu adalah sebagai berikut:

1. Terjerumus dalam kemaksiatan
Perbuatan yang sering dilakukan itu lambat laun akan membentuk sebuah 'kebiasaan' . Bila perbuatan yang sering dilakukan itu adalah sebuah aktifitas yang sarat akan manfaat dan berefek positif terhadap jiwa dan gaya hidup seseorang..duuh! betapa indahnyaa.
Ada sebuah harapan yang pernah keluar dalam lisan ini dan ternyata terrekam kuat dibenak sahabat saya di Bandung, "inget dulu... ente pengen kalo akhlak mulia tuh nempel sejak masa kanak-kanak seseorang, dan menjadi sebuah kebiasaan yang tak dapat lepas lagi hingga orang tersebut jadi dewasa", begitu kata kawan saya mengenang obrolan yang sudah berlalu antara kami. Kalimat ini muncul ketika saya mengabarkan bahwa anak saya yang paling besar bisa melalui kehidupannya di pesantren tahfidz Qur'an, Pameungpeuk Bdg dan dengan akhlak yang amat menyejukkan hati pula.. bila seorang anak dikondisikan dan dibiasakan agar berakhlak karimah sejak kecil, lalu kemudian melekat menjadi kebiasaan yang tak bisa lepas dari hidup dan geraknya hingga dewasa! maka jadilah dia sosok seperti Muhammad yang berakhlak mulia! menyejukkan... Subhanallah deh! bila baca Qur'an jadi kebiasaan yang melekat sejak kecil dan terbawa sampai dewasa.. hingga kebiasaan baca qur'an tak lepas lagi dari hari-hari seseorang sepadat apapun urusannya.. Namun... Innalillahi wa ina ilaihi rojiuun...musibah deh! Kalo kemaksiatan malah jadi kebiasaan yang melekat hingga melakukannyapun sudah jadi terang-terangan...! naudzubillah mindzalik... Terjerumus ini namanya..

Sambil berjuang untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu, sambil dibarengi memohon pada yang maha melindungi agar senantiasa menjaga fitrah-fitrah ini selalu dalam kebaikan. Karena tiada daya upaya dari seorang manusia itu, kecuali hanya kuasaNya saja
karena bila telah jadi kebiasaan, maka melakukannya pun sudah terbisa tanpa ada rasa bersalah... :( masyaAllah

Fitrah manusia adalah taat pada Rabbnya, sedangkan kemaksiatan adalah perbuatan yang mencerminkan ketidak-taatan, sehingga bila terjerumus pada kemaksiatan (baca:kemaksiatan jadi kebiasaan) fitrah ternoda..fitrah akan merana dan akhirnya keimanan melemah... Kalau dibiarkan melemah maka iman akan sekarat...
Saran Qur'an : Jangan terbetik untuk mengulangi dan selalu berusaha meninggalkan kemaksiatan, lalu Bersegeralah pada ampunan Allah yang luasnya seluas langit dan bumi dan pada surga yang disediakan untuk orang yang bertaqwa (yaitu orang2 yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya) (Qs.3:133)
Jadikanlah kebaikan sebagai perbuatan yang selalu akan diulangi apalagi bila jadi kebiasaan yang melekat lebih baik lagi...
karena Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.13:11)

maka bila seseorang mengambil pilihan membiasakan kebaikan adalah untuk kebaikan dirinya, dan bila sebaliknya maka keburukan yang jadi biasa itu untuk dirinya pula. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benang-benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali. (Qs.16:92)" Maksudnya adalah kebiasaan baik yang dulu dilakukannya, kini tidak dilakukan lagi dikatakan dengan istilah 'dicerai-beraikan kembali'

misalnya, dulu itu seseorang selaluu melaksanakan dhuha setiap hari walau dua rakaat...., namun karena berlalunya waktu.. kebiasaan itu tinggal kenangan.
dan banyak lagi kebiasaan baik yang dulu sering dilakukan sekarang tidak lagi
Allah SWT mengingatkan kita kembali dalam ayat sucinya, surat ke 91,asy-syams: Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu(9) dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya(10) dan bukan golongan yang selalu mengotori ruhi ini, amiin.
Dalam keadaan fitrah yang terjaga, maka imanpun akan menguat..., karena demikianlah fitrah manusia cenderung pada Rabbnya...

2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah
ketidak tekunan dalam beribadah tergambar pada tingkat kekhusuan kita terhadap ibadah2 yang kita lakukan, termasuk rutinitas yang tak tentu, kadang hari ini rajiinn.... kemudian besoknya berkurang, baik kualitas maupun kuantitasnnya . bagaikan ibadah-ibadah itu dilakukan dengan mau-mau engga - engga.
yang sangat memprihatinkan adalah ketika ibadah-ibadah itu bagaikan tanpa ruh(4:142)
Allah mengatakan bahwa mereka sedikit sekali menyebut Allah
padahal dalam sebuah hadist dikatakan "tidak akan diterima do'a dari hati-hati yang lalai dan main-main(HR Tirmidzi)"

bila kemalasan beribadah ini tidak segera disudahi dan diubah menjadi rajin dan tekun, tentu saja keimanan seseorang tersebut tidak akan terselamatkan kecuali atas pertolongan ALlah saja"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.13:11) "karena kemalasan terus menerus akan menjadi kebiasaan yang kebiasaan itu akan mengikat tentu saja pertolongan Allah itu sesuai dengan usaha hambanya, bila kau menghampiriku dengan berjalan, maka Aku menghampirimu dengan berlari.

3. Memudarnya tali ukhuwah
berkurangnya atau terputusnya interaksi dengan saudara muslim itu sangat mempengaruhi keimanan seseorang "bila orang-orang mukmin itu laksana satu tubuh(HR.muslim)
sehingga terlepasnya ukhuwah lambat laun mengurangi sentuhan hati terhadap keimanan kepada Allah SWT..
Fenomena melemahnya iman tampak pula pada
4. Terpautnya seseorang akan urusan diniawi dan terlalu mencintainya.
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu(hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. (qs.75:20-21)
Apa yang dimaksud dengan dunia?
Firman-Nya, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, ... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid [57]: 20)
Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah
Misalnya, shalat, shaum atau sedekah tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah
Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi, maka ia tak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktivitasnya seolah duniawi.
Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hal itu bukanlah urusan dunia. Bagaimana ciri orang yang cinta dunia?
Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya.
Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati.
Adanya yang menjadi sombong, dengki, serakah atau capek memikirkan yang tak ada.
Makin cinta pada dunia, akan makin serakah, bahkan bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya. Ciri lainnya adalah takut kehilangan.
Seperti orang yang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Karenanya pecinta dunia itu tak pernah bahagia.
Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah semata. Kita tak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, menua, dan akhirnya mati.
Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, maka tak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki, bahkan akan selalu siap titipannya diambil oleh pemiliknya karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan popularitas tak ada artinya jika tak digunakan di jalan Allah. Yang berarti dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Karenanya jangan pernah ada atau tiadanya dunia ini meracuni hati kita. Adanya jangan sombong, sedikitnya tak usah minder.
Kita harus meyakini bahwa siapapun yang tak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya karena sumber dari segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia.
Dunia mampu menjadi hijab antara manusia dengan Tuhannya manakala ma’nawiah tidak terbina, artinya tidak diimbangi dengan ibadah yang baik (baik kualitas maupun kuantitas), sehingga kecenderungan akan materi lebih menguasai daripada kecenderungan akan hal-hal yang bersifat ukhrawi misalnya ketentraman dan kepuasan bathin (merasakan manisnya iman).
demikian fenomena melemahnya iman akibat keterpautan yang sangat akan urusan dunia.
ke 5 adalah Mengeluh dan takut akan musibah :
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS.70: 19-21)
Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya."Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain karena pasti tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau".
Abu Hassan bertanya, "Apa hal yang merisaukanmu?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan waktu itu aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya,
"Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?" Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit dimana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan.
tapi di indonesia juga banyak kejadian2 serem ya.. dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habislah kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua." Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda.
Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan lebih terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka seseorang tidak mendapat ganti kecuali kesia-siaan belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat dianjurkan dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah saat terkena musibah.
karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
Begitu juga mengeluh
Rasulullah s.a.w bersabda,: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang." naudzubillah summa naudzubillah... ternyata..
artikan kafir disini sebagai 'bagaikan idak ada iman dalam dadanya'
karena dari Allah lah ujian itu berasal, setiap yang beriman tentu diuji keimanannya
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
Hamba yang mampu bersabar dan menguatkan lagi dari kesabaran yang ada tsb.
ada beberapa penyebab melemahnya iman, kalo tadi fenomenanya.
namun sebetulnya fenomena 2 itu bila dibiarkan berlanjut maka akan menjadi penyebab melemahnya iman pula ya.
1. Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik"(Qs.57:16)
berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, jadi penyebab pertama adalah Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama, yang mengakibatkan hati menjadi keras.
2. Jauh dari pelajaran dan tauladan yang baik.
Mata yang ALlah berikan ternyata memiliki fungsi untuk melihat hal2 yang menjadikan seseorang bertambah keimanannya.
bedakan antara melihat hal2 yang mengingatkan kita kepada Allah dengan melihat hal-hal yang tidak menjadikan kita ingat akan Allah.
sejak jaman dulu kala sudah ada orang2 yang bila marah atau bersedih itu pelampiasannya sampai merobek baju, kesedihan yang tidak dikembalikan kepada Allah)
2. Jauh dari pelajaran dan tauladan yang baik mayaa:
Mata yang ALlah berikan ternyata memiliki fungsi untuk melihat hal2 yang menjadikan seseorang bertambah keimanannya.
bedakan antara melihat hal2 yang mengingatkan kita kepada Allah dengan melihat hal-hal yang tidak menjadikan kita ingat akan Allah.
ketika kita melihat seseorang yang berakhlak mulia tentu hati akan tersentuh dan intensitas yang terus menerus akan membuat kita jadi ingin memiliki akhlak yang mulia pula
melihat ibadahnya yang tekun dan istiqomah, tentu akan membuat fitrah manusia terkondisikan.fitrah seseorang maksudnnya.
namun berbeda ketika mata ini tidak melihat tauladan itu
apalagi didukung dengan penyebab pertama tadi (Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama ) keimanan lambat laun terpupuskan.
3. Jauh dari menuntut ilmu islam yang dapat membangkitkan iman didalam hati penuntutnya.
bila dikatakan jauh disini artinya,yang deket-deketnya dilewatkan sehingga menjadi jauh.
pendidikan islam kita ibaratkan seperti rantai yang saling menyambung.
kehilangan satu mata rantai saja sudah mengakibatkan sulit nyambung.
apalagi bila banyak mata rantai yang hilang
misalnya males atau tidak memprioritaskan menghadiri majlis rutin(pengajian).
ketidak hadiran berulang-ulang banyak akibatnya...lama2 jadi malu sendiri untuk hadir.
yang akhirnya jadi sama sekali gak hadir dalam waktu lama (misalnyaaa )
4 Berada ditengah lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan.
Iman akan terkikis pada lingkungan seperti ini. walaupun ada lingkungan lain yang bukan lingkungan maksiat,walaupun suka berada juga di lingkungan lain yang bukan lingkungan maksiat,karena manusia itu memiliki dua kecenderungan, yaitu pada kebaikan dan keburukan,
Allah SWT mengingatkan kita kembali dalam ayat sucinya, surat ke 91,asy-syams: Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu(9) dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya(10) jadi beruntunglah orang-orang yang senantiasa selalu dalam pengkondisian 'mensucikan jiwa' dan yang senantiasa berada dalam wilayah kemaksiatan tentu sedikit2 akan tercemari tentu sangat memprihatinkan bagi tumbuh-kembangnya keimanan(malah akan melemah)
5. Tenggelam dalam kehidupan dunia
“Cukuplah bagi seorang selagi dia didunia hanya seperti orang yang mengadakan perjalanan “(HR.Tabrani) demikian yang rasululloh ajarkan bagaimana menyikapi dunia.
6. Sibuk mengurus harta benda istri dan anak2.
(Qs.8:28,) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
kalo wanita, mungkin pendekatannya adalah mengurusi anak2 namun lupa meniatkan karena Allah.(QS.3:14) Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
7.Panjang angan-angan.
(Qs.15:3) Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). Ali ra. Pernah berkata mengikuti hawanafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan angan2 yang muluk akan melupakan akhirat.
8. Berlebihan dalam masalah tidur, makan, berjaga diwaktu malam berbicara, bergaul dan tertawa.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
posted by kajian-muslimah @ Permalink 10:52 AM   0 comments  



Tentang Tanda-Tanda Hati Beriman
Taruhlah bila kita menanam sebuah tunas pohon pada dua tempat. jenis pohonnya sama, pupuk yang diberikan sama, kedalaman cangkulannya sama, dan kualitas tunasnya pun sama.
namun ternyata kedua tunas itu tumbuh secara berbeda.
Tunas yang satu tumbuh menjadi pohon yang kuat, berdaun lebat dan berbuah banyak dan lezat, sedangkan tunas yang satunya lagi tumbuh menjadi pohon yang kecil, dan berbuah masam.Mengapa hal ini bisa terjadi? karena kualitas tanahnya memang berbeda.

Tanah yang satu subur hingga dgn mudah ditanami, sdgkan tanah yang lain gersang sehingga tidak bisa menumbuhkan tunas dgn baik.Ini hanya perumpamaan ttg hati. Begitupun dgn hati.

ada dua manusia yang bertempat tinggal sama, lingkungan yg sama, mendapatkan bimbingan dan pengajaran yg sama, mendengarkan arahan yg sama dan nasihat serupa tetapi outputnya ternyata berbeda. Hati yang satu melahirkan amal shaleh, sedangkan hati yg lain seperti 'masuk telinga kanan-keluar telinga kiri' Mengapa demikian??
jawabannya..karena memang hai tidaklah sama. Yang satu bening hingga menerima nasehat dan pengajaran dgn baik dan membuahkan amal shalih.
sdangkan hati yang lain penuh noda sehingga sulit menerimanya dan tentunya tidak terlihat amalan2 shalih.
Allah SWT hanya menerima hati yang beriman, hati yang selamat (qolbun salim) Q.S. Asy-Syu'ara : 88-89.

"(yaitu) pada hari di mana tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat." Lalu bagaimanakan profil hati yang selamat itu? Ia adalah hati yang penuh dgn keimanan..
ciri-ciri hati beriman sbb:
1. Mahabbatullah (Cinta kepada Allah)
Hati yg beriman akan selalu mencintai ALlah SWT. Hati yang jatuh cinta akan selalu memperlihatkan tanda-tandanya, bahkan tidaklah cinta disebut kecuali terlihat tandanya dan tampak isyaratnya.
Begitupun cinta pada Allah...suara bacaan Al-qur'an dimalam hari, langkah2 kaki menuju masjid, suara dzikir mendengung, perut2 kosong demi menegakkan amalan shaum, hingga darah yang menetes di medan jihad, semua itu menunjukkan nuansa cinta Q.S. Al-Bqarah : 165 "Dan orang-orang beriman, mereka sangat amat cintanya kepada Allah... Karena cinta, cobaan akan terasa ringan dgn cinta akan melahirkan sikap pengorbanan apapun resikonya dgn cinta perintah dan laranganNya akan dilaksanakan dgn sangat mudah dan tanpa beban. Cinta pun melahirkan rasa takut-takut ditinggalkan, kecemasan bila akan membuatNya murka karena sikap berdosa.

Oleh karenanya orang yg mencintai Allah selalu berusaha untuk dekat kepadaNya dgn memperbanyak ibadah dan sangat takut bila hatinya lalai mengingatNya. Sungguhlah hati yg mencintai Allah adalah hati yg beruntung, karena semua dilakukan dgn landasan cinta. Dan nantinya akan melahirkan kebaikan yg melimpah ruah di dunia dan akhirat.

2. Kembali dan bergantung kepada Allah SWT (Al-Inabah wa At-Tawakul'Alallah)
Hati yang beriman akan sangat bergantung pada yang dicintainya. Ia tidak dapat menikmati sesuatu kehidupan, keberuntungan , kenikmatan dan kesenangan kecuali dipikirkan 'adakah Allah ridho akan hal ini??"
Terkadang hati orang beriman sering digoda oleh petensi materi yang memang memberi manfaat dalam kehidupan. Karena itu pula perasaan butuh kepada Allah menjadi teruji, Al. Ust Abdullah pernah mengatakan manusia akan di goda dan diuji dari bagian terlemah dalam hidupnya, yang lemah ekonomi disitulah ia diuji, yg lemah studi disitulah ia diuji dsb.Jika semua potensi materi ini (rasa aman, uang, dan semua yg bersifat keduaniawian) membuat ketergantungan kepada Allah menjadi berkurang, maka kita kalah dalam menghadapi ujian itu.Padahal Allah telah berfirman,"..barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya..."(Q.S. Ath-Thalaq:3)

Ciri2 hati beriman yg ke-3 adalah
Asyik dalam beribadah (Al-Isyq Fi Al-Ibadah)
Hati yg beriman akan selalu menikmati ibadah2 yang dilakukan, bahkan bolehjadi kelelahan fisik tiada akan terasa. Seperti halnya Rasulullah SAW yg shalat tahajud hingga kaki beliau bengkak2. Lalu saat Aisyak mengingatkan beliau agar mengurangi shalat malamnya, rasulullah bersabda :
(Afalaa akuunu 'abdann Syakuuroo )Tidakkah kamu suka jika aku menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur ? (HR. bukhari, tirmidzi dan nasa'i) Q.S. As-Sajdah :15-16" Hanya sesungguhnya org-orgberiman kepada ayat-ayat Kami, apabila diperingatkan dengannya, mereka tunduk sujud dan mereka bertasbih memuji Tuhannyasedang mereka tidak sombong. Mereka menegakkan lambung-lambungnya dari tempat tidur, mereka menyeru Tuhannya dgn takut dan penuh harap dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yg Kami berikan kepadanya.

4. Rindu Kepada Allah SWT (Asy-Syauq Ilallah)ummu_fatih (2:27:25 PM): Hati beriman senantiasa merindukan pertemuan2 dgnNya.
Ia begitu bersegera ketika saat sholat memanggil
Ia begitu kehilangan ketika tilawahnya terlewati
Ia begitu sedih terlewati sholat2nya tanpa do'a dan dzikir
Jika ia menemukan ketaatan kepada Allah SWT berkurang dadanya terasa sesak.Ada sebuah nasehat dari perempuan shaleha dikalangan salaf kepada anak-anaknya

"Biasakanlah dirimu mencintai Allah dan mentaatiNya, karena sesungguhnya org2 bertakwa sellau tentram mengerjakan ketaatan kepada Allah. Badan mereka terasa janggal/lain dan jiwa merana bila mengerjakan .Maka kemaksiatan itu akan melewati mereka begitu saja sambil merasa malu, karena hati beriman telah mengingkarinya."Q.S. Al-Kahfi : 110"

maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dgn Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih...

5. Tentram bersama Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda : Dan dijadikan mataku sejuk dalam shalat (H.R Nasa'i)
Ketenangan dan ketentraman adalah persoalan hati terdalam yang tiada terpengaruh oleh hingar bingarnya duniawi.
Lihatlah org2 disekitar kita ..banyak yg berkecukupan dari segi materi, fisik yang menawan, namun siapa kira hatinya menderita dan mengalami kekosongan (hal seperti ini juga adalah gambaran org2 jepang di sekitar saya)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika mendapatkan ujian dipenjara oleh penguasa.
Semua orang iba atas penderitaannya.Namun ia malahberkata "Apa yg mereka perbuat padaku? sedangkan surgaku ada dalam hatiku. jika mereka memenjarakanku, maka penjaraku adalah tempat menyepi. jika mereka mengusirku, maka pengusiranku adalah kelana/perjalanan buatku. Jika mereka membunuhku, maka pembunuhanku adalah syahadah..Subhanallah begitulah hati beriman..ia tidak terpengaruh kondisi duniawi, ia tetap asyik dgn Allah, mengeluh padaNya, bila suka ia bersyukur padaNya.
Seperti saat Rasulullah SAW menyuruh Bila r.a iqomah menjelang shalat, beliau bersabda : Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengannya (Hr.Abu Daud)
Oleh karena itu membuang2 waktu atau menggantikan waktu dengan sesuatu yg bisa mendatangkan kehancuran diri, tidak akan dilakukanselain org yang picik pemikirannya. Demikian besarnya nilai '

yang ke 6- memperhatikan waktu:
Hati beriman akanmerasa cemas bila waktunya hilang bila dihabiskan tanpa ketaatan kpd Allah SWT. Allah memberi nilai yang besar meski 'hanya' dipergunakan untuk berdzikir
Rasulullah bersabda : Siapa yang mengucapkan "Subhanallahil'adziim wa bihamdihi" maka ditanamkan baginya sebuah pohon kurma di surga(H.R. Ibnu Hibban, Tirmidzi)

selanjutnya ke-7 :
Perhatian thd kualitas amal. Org yang beriman akan menaruh perhatian yg lebih pada kualitas amal daripada sekedar kuantitas amal. Acuan penilaiannya bukan atas banyaknya amal namun baik tidaknya amalan dan penjagaan dari hal2 yg merusak pahalnya. Ia akan berusaha ikhlas dalam melaksanakan amalan2nya. Ia takut akan bangga hati/al-'ujb, sombong/takabuur, atau amalan2 yg terlihat manusia baik padahal ternyata lebih dekat pada kejahatan dan dosa. Tatkala Rasulullah SAW menanyakan arti ihsan kepada malaikat jibril, beliau menjawab :
Jibril menjawab :
Ihsan adalah jika kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya. Jika engkau tidak melihatNya maka ingatlah bahwa Allah selalu melihatmu.Artinya..setiap hamba harus terus merasa diawasi oleh Allah, sehingga ia tidak main-main denga amalannya bahkan sejak niat dalam hati ,selanjutnya: Berorientasi hanya kepada Allah (Al-Itijaah Ilallah Fahasbuh)
Hati beriman akan terus merasa gelisah bila melakukan kemaksiatan dan dosa.
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang-orang beriman akan melihat dosa-dosanya laksana gunung yang menjulang tinggi dan ia sedang duduk dibawahnya, ia begitu cemas jika gunung itu akan menimpanya.Sedangkan orang yang durhaka melihat dosa-dosanya ibarat lalat yg hinggap di atas hidungnya dan ia akan menepiskannya begini (beliau mengayunkan telapak tangannya di depan hidung). (H.R. Tirmidzi)

ke 8...: Terakhir....ciri hati beriman adalah : Lunak untuk berdzikir
Hati beriman selalu sarat dgn cinta. Cinta membuahkan keinginan untuk selalu menyebut-nyebut nama sang kekasih yaitu Allah SWT
Lidahnya di kuasai hati untuk berdzikir kepadaNya.
Akan tetapi jika hati yg terpenuhi kekufuran kefasikan dan kedurhakaan maka lidah akan tergeraj untuk berkata kotor, keji, ghibah/membicarakan keburukan org lain, 'ngeres', dll.
Dengan lisan yg sellau berdzikir..hatinya akan damai. Q.S> Ar-Ra'd:28.
Ingatlah bahwa dengan dzikrullah hati akan menjadi tentram.Q.S. Az-Zumar :23.
Allah telah menunjukkah sebaik-baik perkataan (yaitu) Kitab yang sebagiannya menyerupai sebagian dan berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi lembut kulit dan hatinya karena berdzikir kepada Allah. demikian..kiranya ttg ciri2 hati beriman.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More