About

Rabu, 07 November 2012

KERJA itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat...

KERJA itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat...

Oleh : Abang Eddy Adriansyah**   

Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis.Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kios internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan dari kayu pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis. 
Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan bengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Bengkelnya masih rumah kayu, masih seluas dulu, ketika pertama kali saya berkunjung ke sana . Pak Azispun tampak awet muda, sama seperti dulu.
Masih dengan sigaret kreteknya, masih langsing dan tampak sehat, hanya pakaiannya yang sedikit berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh, memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering wudhu), kata orang sunda. Selalu bercahaya. 
Karena lama tidak bertemu, sebelum sampai ke pokok permasalahan, kami berbincang-bincang cukup lama. Dalam rentang tujuh tahun, ternyata banyak sekali proyek yang sudah Pak Azis kerjakan, bahkan kerja arsitekpun, yang sedikit berbeda dari bidang keahlian yang digelutinya tujuh tahun lalu, pernah juga ia garap.
Salah satu merek pakaian muslim kenamaan, memercayakan pembangunan dan interior ruangan butiknya di seluruh kota besar Indonesia , kepada Pak Azis. Ornamen kayu di kubah Masjid Raya propinsi-pun merupakan buah karyanya. Yang agak surprise, ternyata Pak Azis juga yang menangani furniture dan interior untuk acara pengajian Ramadhan sebuah televisi swasta, yang menghadirkan seorang ulama kenamaan.
Muncul pertanyaan di benak saya : karena kerap bersinggungan dengan kegiatan islamkah Pak Azis bisa tampak begitu tenang dan awet muda ?     Hidayah Allah ternyata telah sampai sedari lama, jauh sebelum Pak Azis berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam.
Hidayah itu bermula dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira lima tahun silam. "Atap rumah saya sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis.
"Padahal nggak ada hujan, nggak ada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cuma sebentar saja."  Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa  itu.
Walau uang dan pekerjaan masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gundah, gelisah, selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak enak, tidur juga susah, pokoknya persis seperti putus cinta."cerita Pak Azis lagi.
Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah, merasa stres atas segala rutinitas pekerjaan, yang menurutnya seperti buang-buang waktu saja. Rutinitas kerja membuatnya selalu gugup, sehingga waktu terasa pendek, jadi sulit menikmati detik demi detiknya.
Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya hanya mengenai bengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa hidupnya sudah sempurna.
Dari desainer grafis dia bisa menjadi desainer interior, dari desainer interior dia bisa menjadi arsitek, dan dengan keserbabisaannya itu, berarti semua cita-citanya sudah berhasil dicapai. Pak Azis merasa puas dan bangga, karena menguasai banyak keahlian dan mempunyai penghasilan tinggi.
Tapi setelah peristiwa angin puting-beliung itu, ketika kegelisahan kembali menghinggapi dirinya, Pak Azis kembali bertanya : apa sih yang kurang ? "Seperti musafir atau walisongo, saya kemudian mendatangi masjid-masjid di malam hari. Semua masjid besar dan beberapa masjid di pelosok Bandung ini, sudah pernah saya inapi."
Setahun lebih cara tersebut ia jalani, sampai kemudian akhirnya Pak Azis bisa tidur normal, bisa menikmati pekerjaan dan keseharian seperti sediakala.  "Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya."
"Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjid itu ?"
"Di masjid itu ' kan tidak sekedar tidur, 
Ndra. Kalau ada shalat malam, kita dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Sebab terbiasa, tahajjud juga jadi terasa enak. Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib yang lima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu,
Ndra." "Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?" "Alhamdulillah. Sekarang ini yang saya anggap utama itu adalah shalat. Jadi, saya dan temen-temen kerja itu cuma sekedar selingan saja."
"Selingan ?"
"Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra."
Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalun jelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuk segera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapun sudah pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itu menjadi lengang seketika. Martil,pahat, diletakkan begitu saja disamping pekerjaan yang belum selesai atau rautan-rautan kayu. Sambil memandang seluruh ruangan bengkel, sambil berjalan menuju masjid di samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak saya :
"Kerja itu Cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu
shalat..."  Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintas di jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis.
Sungguh trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagai orang yang kerap berlaku sebaliknya. Ya, saya lebih sering menganggap shalat sebagai waktu rehat, cuma selingan, dan ada kecenderungan saya lebih mementingkan pekerjaan.
Kadang-kadang waktu shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum terselesaikan, atau rapat dengan klien dirasakan tanggung untuk diakhiri. Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini.
Saya lebih semangat dan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti. Saya lupa, bahwa shalat adalah yang utama. Yang pertama diperiksa dalam pengadilan mahsyar, dimana nasib setiap anak manusia ditentukan pahit dan manisnya.

*Seperti Dituturkan Oleh Hendrayana ** Pemimpin Redaksi CyberMQ 

Selasa, 06 November 2012

CARA ALLAH MEMBERI REZEKI

CARA ALLAH MEMBERI REZEKI
    
    Andaikata, uang kita diambil satu bagian, lalu dikembalikan sebanyak tujuh belas kali lipat, maukah kita? Andaikata, yang mengambil tidak memberitahu lebih dahulu, kalau nantinya akan dibayar dengan berlipat ganda, maukah kita?
    
    Marilah kita ikuti pengalaman nyata seorang bapak muda yang cukup menarik untuk dikaji. Sebutlah Pak A. Sekitar bbrp tahun yang lalu, tepatnya tahun 1988, seorang muda yang baru dikarunia seorang anak, ia bekerja sambil menyelesaikan kuliahnya yang tinggal sebentar lagi selesai. Gaji yang didapatkan dari pekerjaannya itu setiap bulannya dapat dikatakan sangat tidak cukup untuk biaya hidupnya beserta istri dan seorang anak kecilnya.
    
    Suatu hari yang "naas" ia pulang dari kerjanya. Dengan penuh gembira ia membawa pulang gaji pertamanya yang sebesar Rp. 40.000,- ( Empat puluh ribu rupiah ). Dengan perasaan bangga dan penuh dengan rasa gembira ingin ditunjukkannya hasil kerjanya itu kepada istri tercintanya.
    
    Ingin sekali ia cepat-cepat sampai di rumah dan dengan uang itu ia ingin belanja bersama istri dan anaknya, maklum gaji pertama adalah gaji yang mempunyai nilai "historis" tinggi.
    
    Setelah sampai dirumah apa yang terjadi? Ternyata dompet yang berisi gaji satu bulan tersebut sudah tidak ada di saku celananya alias kecopetan ketika ia pulang dari tempat kerjanya.
    
    Bisa dibayangkan betapa sedih, kecewa dan bingungnya ia ketika itu. Andaikata bisa, mungkin ia akan menangis sejadi-jadinya. Bahkan mungkin ia akan protes kepada tuhan yang telah "mengijinkan" peristiwa itu terjadi. Karena ia telah bekerja dengan keringatnya tanpa kenal lelah dengan penghasilan yang halal demi keluarga tercinta.
    
    Waktu satu bulan sungguh terasa sangat lama untuk menunggu gaji tersebut. Tapi apa mau dikata gaji pertamanya sudah harus ia relakan untuk tidak ia miliki saat itu. Bagaimana jika peristiwa itu terjadi pada diri kita? Sanggupkah kita menerimanya dengan ikhlas?
    
    Apa yang ia lakukan selanjutnya? Ia duduk terdiam tanpa bisa berkata apa-apa sambil memandang istri dan anaknya, mengapa hal ini harus terjadi pada dirinya? Dalam kondisi seperti itu dengan hati terasa pedih ia mencoba tegar dan berpikir praktis. Biarlah uangnya hilang, toh peristiwa sudah terjadi, mau diapa lagi....?"
    
    Akhirnya diambilnya keputusan untuk tetap berusaha kalau-kalau dompet tersebut masih mungkin untuk ditemukan, walaupun secara logika sangat kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kembali uangnya tersebut. Ia berusaha mengambil hikmah dari kejadian itu meskipun dengan perasaan yang tidak karuan sedihnya.
    
    Keputusan segera diambilnya, yaitu tetap berusaha untuk mencoba mendapatkan kembali dompetnya karena di dalamnya ada beberapa surat berharga, diantaranya stnk kendaraan bermotor, ktp, dan beberapa surat penting lainnya.
    
    Akhirnya untuk mendapatkan kembali surat-surat yang hilang tersebut ia menulis surat pembaca pada sebuahsurat kabar, yang intinya: biarlah uang itu hilang, asal surat-suratnya dapat kembali, dan ia berharap jika ada orang yang menemukan dompet itu, ia minta tolong agar di antarkan ke alamat yang tertera dalam ktp tersebut.
    
    Apa yang dilakukan hari-hari berlkutnya? Setiap hari ia membaca surat kabar, kalau-kalau ada berita tentang dompetnya yang hilang. Ketemukah dompet tersebut? ternyata tidak!
    
    Lalu dimanakah keindahannya peristiwa itu? Keindahannya ialah terletak pada keharusannya ia membaca suratkabar tersebut. Seolah-olah Allah menyuruh dia untuk membaca surat kabar setiap hari, dengan cara "mengijinkan" seseorang untuk mengambil dompetnya...
    
    Lalu apa yang terjadi hari berikutnya? Dengan membaca surat kabar setiap hari, tanpa terasa suatu saat ia menemukan suatu tulisan pada disiplin ilmu yang dikuasainya yang menurut pendapatnya hal itu kurang tepat, akhirnya ia mencoba menulis untuk mengulas dan menyanggahnya.
    
    Waktu berjalan dengan cepat. Ia telah lupa pada dompetnya yang hilang, dan saat itu ia asyik menulis sesuai dengan kemampuannya yang sesuai pula dengan disiplin ilmunya.
    
    Hal ini berlangsung beberapa bulan sejak terjadinya peristiwa naas tersebut. Selanjutnya ia sering menulis dan menanggapi tulisan orang lain sampai berulang-ulang sehingga ia menjadi seorang penulis. Meskipun masih pemula, pada surat kabar tersebut. Lalu?
    
    Karena kemampuannya menulis dinilai cukup baik, oleh pimpinan perusahaan ia dipanggil dan ditawari untuk bekerja diperusahaan tersebut dengan gaji pertama Rp 750.000,- Tujuh belas kali lipat lebih tinggi dibanding uangnya yang telah hilang waktu itu.
    
    Itulah rupanya jawaban Allah atas kejadian yang menimpa seseorang, bila sabar menerimanya. Allah "meminjam" 1 bagian, dan kini dikembalikan menjadi tujuh belas kali lipat lebih.
    
    Waktu berjalan terus tanpa terasa, dan pada saat saya menulis ini, ia telah mencapai sukses gemilang dengan penghasilan yang ribuan kali lipat dibanding uang yang hilang dulu.
    
    Apakah ini merupakan puncak keindahan dari peristiwa yang terjadi di hari "naas" itu, atau bahkan Allah Yang Maha kuasa akan menunjukkan pada sesuatu yang lebih indah lagi....wallahu'alam.
    
    Yang pasti, ukuran sukses yang paling besar adalah hati yang damai, dan bahagia yang tercapai. Saya yakin setiap orang pernah mengalami kejadian yang senada dengan kejadian diatas. Hanya saja mungkin skala dan situasinya yang berbeda.
    
    Marilah kita renungkan perjalanan hidup kita masing-masing, pasti kita pernah mengalami suatu kejadian, dimana kejadian tersebut kita sangka sesuatu yang menyusahkan, merugikan, dan menyedihkan.
    
    Tetapi hal itu akan berubah menjadi sesuatu yang indah, apabila seseorang sabar menerimanya. Akhirnya muncullah hikmah yang sangat besar yang tiada tersangka sebelumnya.
    
    Sungguh, Allah Maha Perencana dari segala macam kejadian dan peristiwa. Setiap peristiwa yang sudah terjadi, bagi seorang muslim merupakan ketetapan Allah yang sangat indah. Karena disitulah letak ukuran dan ujian kualitas taqwa seseorang...




Suami / Calon Suami

 Suami / Calon Suami


Dari 'Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrinya, dan akulah yang paling baik kepada istriku."
Apapun kondisinya seorang suami harus berusaha sebisa-bisanya untuk menjadi orang yang paling baik di mata istrinya. akan sangat berbahaya jika seorang istri sudah membanding-bandingkan suami dengan orang lain.
Misalnya memuji-muji suami temannya atau mengagumi lelaki tetangganya.
Artinya, pada diri suami ada sesuatu yang kurang dimata istri. Maka seorang suami harus tanggap dan memahami apa sebenarnya kekurangannya.
Seorang istri akan merasa bangga, kalau suaminya bisa berperan sebagaimana mestinya yaitu:

1. Bertanggung jawab
Allah SWT berfirman:"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."
(QS An Nisa: 34)
Suami yang bertanggung jawab adalah suami yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan istri dan keluarganya. Istri tidak semata -mata memerlukan materi, namun juga perlindungan dan bimbingan. Di saat istri kedinginan, suami memberikan kehangatan. Disaat istri kepanasan, suami memberikan kesejukan. Disaat istri gelisah, suami memberikan hiburan dan menggembirakan. istri yang berbunga-bunga hatinya karena terpenuhi seluruh haknya akan bertekuk lutut menyerahkan diri dan jiwa raganya kepada suami.
Sebagai pimpinan suami punya tanggung jawab membimbing keluarga dan mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan berhasil. Suami punya tanggung jawab menyelamatkan istri dan keluarganya di dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah dari batu dan manusia."(QS At-Tahrim: 6)

2. Cekatan dan berkepala dingin dan pengertian
Rasulullah bersabda: " Ketahuilah, sesungguhnya sebaik-baik lelaki adalah orang yang tidak cepat marah, tetapi cekatan dan cepat tanggap. Dan seburuk-buruk lelaki adalah orang yang cepat marah dan lambat. (HR AL-Hakim dalam kitab Al Mustadrak)
Seorang suami harus bisa mengatasi permasalahan dengan kepala dingin. Dia harus bisa menjelaskan kepada istrinya dan bisa memberikan pengertian kepada istrinya kalau ada masalah. Seorang suami harus cepat tanggap ketika istrinya memberikan isyarat. Maklum wanita memang lebih banyak malunya daripada terus terang. Ketika wanita meminta sesuatu, tidak jarang hanya menceritakan temannya telah punya ini dan itu. Wanita lebih banyak menggunakan perasaannya daripada jalan pikirannya. Maka diperlukan pengertian yang luar biasa. Suami harus mengerti kondisinya dan mengerti keinginannya. Yang paling penting adalah mengerti jalan pikirannya.

3. Yang perkasa dan perhatian di rumah
Dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah SAW bersabda: "Aku diberikan kekuatan sebanding 40 orang dalam orang dalam hal pukulan dan nikah (senggama). (Majma Al-Zawaid)
Dari anas berkata, Rasulullah bersabda, "Aku diberikan kelebihan atas banyak orang dengan 4 hal : yaitu ramah, berani, banyak senggama, dan pukulan yang keras." (HR Al-Thabrani dalam AL Ausath dengan sanad rawi yang terpercaya)
Keperkasaan adalah salah satu pokok masalah bagi seorang istri. Betapa banyak istri yang menuntut cerai karena suaminya tidak perkasa. Tidak ada yang lebih baik yang dilakukan oleh suami dan istri disaat berduaan kecuali memadu kasih dan sayang. Keduanya disunnahkan untuk bisa saling memberikan apa yang paling disenangi oleh pasangannya. Suami memberikan apa yang disenangi istri, dan istri memberikan apa yang disukai suami.
Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah yang paling baik kepada istriku."
"Adalah akhlak Rasulullah, indah bergaulnya, selalu menyentuh kulit (meraba),mencumbu rayu istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, lemah lembut kepada istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, dan bergurau dengan istrinya." (HR Ahmad)
Keperkasaan suami tidak hanya untuk dirinya sendiri. Seorang istri harus mendapat perhatian sampai benar-benar menikmati keperkasaannya. Seorang suami tidak boleh melepaskan sebelum istrinya meminta dilepaskan. Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitab Al-Mughni, bahwa jika seorang suami melakukan senggama dengan istrinya, janganlah terburu-buru mencabut penisnya sehingga istri menyelesaikan syahwatnya (orgasme), karena
Rasulullah SAW bersabda, "Jika satu diantara kamu menggauli istrinya, maka hendaklah benar kepadanya. Bila suami telah sampai pada puncaknya (orgasme) sebelum istri tercapai hajatnya, maka janganlah suami tergesa-gesa melepas hingga istri bisa mencapai hajatnya (orgasme).
Mengapa suami diharapkan tidak cepat-cepat melepaskan istrinya saat berhubungan? Karena istri mempunyai kekuatan seks yang tidak bisa ditandingi oleh suami. Ketika istri benar-benar menikmati hubungan seksual, dia mampu mencapai orgasme sampai dua kali selagi suami masih bisa bertahan. Sedangkan suami tidak mungkin bisa kecuali membutuhkan waktu yang cukup.

4. Yang menghargai jerih payah istri
Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atas dasar keimanan dan keikhlasan. Pada akhirnya kita akan tahu, mana pekerjaan yang dilakukan dengan senang hatidan penuh keikhlasan dan mana pekerjaan yang dilakukan dengan kebencian dan keterpaksaan. Seorang istri yang membuat kopi dengan senang hati dan ikhlas untuk suaminya akan terasa nikmat dan lezat. Sebaliknya akan terasa hambar hambar kalo dilakukan secara terpaksa. Sungguhpun kopi tersebut dihidangkan dengan terpaksa dan tidak enak rasanya, seorang suami yang baik tidak boleh mencela apa yang telah diperbuat istrinya.
Kalau suami tidak berselera sebaiknya, ditinggalkan saja tanpa memberikan komentar. Pada saatnya nanti, istri akan tahu bahwa yang disajikan memang tidak berkenan.
Disebutkan dalam hadits: Dari Abu Hurairah ra. berkata: "Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera, beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya." (HR Muslim)
Seorang suami harus cepat-cepat menyampaikan pujian dan penghargaan manakala benar-beanr menikmati hasil karya istri. Dengan memberikan pujian berarti suami telah memberikan penghargaan kepada istri.
Dari Jabir bin Abdullah Al-Ansari berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang diberikan kebaikan, maka hendaknya dia membalasnya dengan kebaikan yang sama. Jika tidak bisa memberikan yang seimbang, maka ucapkan pujian kepadanya. Jika seseorang telah memuji, maka sesungguhnya dia telah bersyukur. Jika seseorang menyembunyikan pemberian, maka sesungguhnya dia telah kafir. Barangsiapa memakai pakaian bukan dari pakaian yang telah diberikan, sungguh dia seperti memakai pakaian dosa. (HR Bukhari dalam Al-Mufrad)
Menghargai kerja istri bisa dilakukan dengan memberikan hadiah yang diinginkan. Atau paling tidak dengan menyampaikan pujian.

5. Yang jujur dan setia
Dari Asma binti Yazid berkata, Rasulullah bersabda: "Tidak boleh berbohong kecuali dalam tiga hal yaitu: bohongnya suami kepada istri demi mendapatkan ridha dan cintanya, bohong dalam peperangan, dan bohong dalam mendamaikan orang yang bermusuh-musuhan. (HR At-Tirmidzi)
Yang dimaksud jujur berarti berkata apa adanya , tidak berbuat neko-neko selama di luar rumah. Namun dalam hal-hal tertentu suami boleh menyembunyikannya jika dianggap dengan kejujurannya justru menimbulkan praduga dan kecurigaan sang istri, atau dengan kata lain ketidakjujurannya dilakukan semata-mata demi menjaga kebaikan dan keharmonisan hubungan keduanya.
Kesetiaan yaitu kesediaan melakukan sesuatu demi orang yang dicintai. Seorang suami yang setia kepada istrinya akan bersedia menahan lapar demi bisa makan berdua dengan istrinya. Seorang istri yang setia kepada suaminya, dia akan menanti suaminya datang demi untuk bisa makan berdua, walaupun perutnya sudah lapar. Kesetiaan menjadikan kedua pasangan hidup setia dan sekata. Istri sakit dipijiti, ditunggui, disuapi, dan sebagainya. Suami yang baik akan rela berkorban demi istrinya.
(Dikutip dari Buku "Nikmatnya Berumah Tangga" karya Saifuddin Aman Al-Damawi, Al Mawardi Prima, 2006)

Hikmah Angka Dalam Islam

ANGKA 1:
Istiqamah itu satu jalan .awalnya kemulian,pertngahanya keselamatan, dan akhirnya adalah syurga yang menanti.

ANGKA 2:
Dua titisan yang sangat bernilai di hari akhirat .dapat memadamkan kepanasan api di padang mahsyar :
1)Air mata orang yang menangis {bertaubat kepada Allah}terutama d malam hari.
2)Darah para syuhada d medan jihad fisabilillah.

ANGKA 3:
Tiga perkara yang menjadi kesukaan dan kebahagian hidup rasulullah SAW:
1)Bau-bauan yang harum{wangi}
2)Isteri yang solehah
3)Cahaya mataku d dalam sembahyang.


ANGKA 4:
Berkata Syaidina Ali karamullahuwajhah:Barangsiapa yang d berikan kepadanya empat perkara sesungguhnya dia telah d beri kebaikan dunia dan akhirat:
1)Sifat warak yang memeliharanya daripada apa yang d haramkan oleh Allah.
2)Dia hidup bersama masyarakat dengan akhlak yang penyantun.
3)Malu yang meneghnya dari kejahilan org2 jahil.
4)Juga isteri solehah yang membantunya dalam urusan dunia dan akhirat.

ANGKA 5:
Berkata seorang soleh:Ubat bagi hati itu ada pada lima perkara:
1)Membaca al-quran dengan tadabbur{ulang2}
2)Kosong perut.
3)Melakukan qiamullail.
4)Memohon ampun d waktu sahur.
5)Mendampingi orang2 soleh {ulamak}

ANGKA 6:
Enam cara2 menghindarkan dari iblis:
1)Bertaqwa kepada allah d mana sahaja.
2)Selalu meminta pertolongan daripada Allah.
3)Selalu berzikir dan berwirid.
4)Memperbaharui taubat.
5)Memperbnyakkan istighfar
6)Selalu meningkatkan dan memperkemaskan ibadah d samping asasnya ilmu yang bermanafaat.

ANGKA 7:
Tujuh anak-anak rasulullah SAW:
1)Qasim
2)Abdullah
3)Ibrahim
4)Zainab
5)Ruqaiyah
6)Fatimah
7)Umi kalsum

ANGKA 8:
Senjata2 perempuan yang boleh mendatangkan fitnah besar kepada islam dan umatnya:
1)Air mata
2)Merajuk dan suka bermanja -manja
3)Berhias diri dan bergaya
4)Berpura -pura sakit
5)Senyuman
6)Penipuan
7)Kata-kata yang manis
8)Mempertakuti bahawa ia akan lari.

ANGKA 9:
Bila taqwa tidak ada,maka para ulama akan dikuasai oleh sembilan nafsu-nafsu berikiut:
1)Sombong atau ego
2)Ujub dan riak
3)Hasad dengki
4)susah untuk menerima kbnaran dari orang lain
5)Ingin berlawan terutama sesama ulama
6)Gunakan ilmu sebagai alat untuk kepentingan dunia,pangkat, dan wang ringgit
7)Pemarah
8)Ingin d hormati {gila puji}
9)Kalau mampu akan hidup bermewah- mewah.

ANGKA 10:
Ada sepuluh macam orang yang mayatnya tidak busuk dan tidak reput d dalam kubur dan mereka
akan bangun ke padang mahsyar dgan tubuh yang asal dari kubur:
1)Para nabi dan rasul
2)Para ahli jihad{mujahid}
3)Para ahli ulama
4)Para syuhada
5)Huffazul quran
6)Imam atau pemimpin yang adil
7)Muazzin
8)Wanita yang mati kerana kelahiran{beranak}
9)Orang yang mati d bunuh atau dianiaya
10)Orang yang mati pada siang atau d malam jumaat....

WASSALAM.....

"MUSLIM yang BAIK {SEJATI} ITU IALAH MUSLIM yang DAPAT MENYUSUN JIWA{rasa HATI},MENYUSUN FIKIRAN DAN MENYUSUN FIZIKALNYA"

Anak Lebih Taat Kepada Bunda, Tanya Kenapa?

Anak Lebih Taat Kepada Bunda, Tanya Kenapa?
Kutipan dari daarut-tauhiid Posted by: "Bayu Gautama"

 Gunawan -bukan nama sebenarnya- mengeluh lantaran Bobby (5), anaknya, lebih mau mendengar kata-kata bundanya tinimbang dirinya. Bahkan ketika ia harus mengeluarkan perintah dengan nada yang lebih keras pun, Bobby tetap tak menggubrisnya, bahkan berlari mencari perlindungan ke Soffie, sang bunda.
Sebagai Ayah, Gunawan merasa 'cemburu' kepada Soffie karena tidak dipatuhi, ditaati bahkan mungkin tidak lebih dicintai oleh Bobby, buah hatinya sendiri.
Haruskah Gunawan menghukum Bobby? Adakah andil Soffie yang membuat Bobby tak patuh kepada Ayahnya? Benarkah keadaan seperti ini kesalahan sepenuhnya dialamatkan kepada si kecil Bobby? Atau memang sangat wajar dan demikian adanya, bahwa anak-anak sudah sepantasnya lebih dekat dan lebih patuh kepada bunda sebab kedekatannya selama dalam kandungan, melahirkan dan menyusui.
Masalah yang dihadapi Gunawan, hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang terjadi. Tidak sedikit Ayah yang memiliki problem yang sama, dan sangat mungkin ini menjadi permasalahan bersama para Ayah di banyak tempat. Tetapi sebelum mengalamatkan telunjuk kesalahan kepada isteri atau anak-anak akibat keadaan ini, mari melihat apa yang sudah kita lakukan kepada anak-anak.
Untuk kasus Gunawan misalnya. Ia pernah didatangi Bobby saat tengah sibuk memperbaiki kendaraannya. Bobby yang sering memperhatikan Ayahnya mengutak-atik kendaraan menganggap sang Ayah adalah montir handal dan karenanya pastilah bisa pula memperbaiki mobil-mobilan kesayangannya yang rusak. Namun ketika ia meminta bantuan Ayahnya untuk memperbaiki mainannya, kekecewaan lah yang didapatinya dari kalimat, "Pergi sana ke bunda, apa kamu nggak lihat Ayah sedang sibuk". Bobby yang patah hati pun mendatangi sang bunda. Soffie mencoba memperbaiki mainan kesayangan anaknya, dan berhasil!
Boleh jadi, kerusakan mobil kesayangan Bobby bukan sesuatu yang parah. Mungkin saja hanya battery-nya yang habis dan tidak akan menyita waktu banyak untuk memperbaikinya. Pada saat Bobby mendatangi Ayahnya untuk meminta bantuan, itu lah kesempatan terbaik sang Ayah untuk berdekatan dengan anaknya, itulah saat-saat emas menunjukkan perhatian terbaik kepada anak-anak. Nampaknya Gunawan tak menyadari dan melewatkan kesempatan berharga tersebut. Persepsi Bobby pun berubah, "Bunda lebih handal".
Contoh lain ada di malam hari. Suatu kali Bobby meminta Ayahnya untuk menemani tidurnya dengan mendongeng. Lagi-lagi Bobby tak menangkap isarat, bahwa Bobby ingin mendapat perhatian lebih dari sang Ayah. "Sama bunda saja ya, Ayah lelah sekali," ujar Gunawan. Barangkali memang Bobby tak tahu kalau Ayahnya lelah setelah seharian kerja, tetapi Bobby juga seorang anak kecil yang ingin merasa memiliki Ayah. "Bobby juga punya Ayah kan? Bobby tidak hanya punya Bunda kan?" barangkali kalimat ini yang bisa menggambarkan perasaan seorang anak seperti Bobby.
Keberadaan Ayah pada saat dibutuhkan, kehadirannya ketika dinantikan, seringkali menjadi mimpi bagi anak-anak. Terutama bagi anak-anak yang orangtuanya super sibuk. Jangan heran jika Anda mendengar cerita tentang anak-anak yang lebih dekat kepada pembantunya, atau anak-anak yang setiap kali menangis justru berlari ke pelukan babby sitter dan bukan orangtuanya. Salahkah anak-anak memiliki perasaan seperti itu?
Ketika buah hati Anda tak lebih dekat kepada Anda sebagai Ayahnya, tak lebih mendengar kata-kata Anda dibanding ucapan sang Bunda, bahkan tak lebih sayang seperti yang Anda inginkan? Cobalah beri perhatian lebih kepada mereka. Anak-anak akan berlari mendekat kepada Anda, saat Anda berjalan mendekatinya. Saat Anda menciumnya di kening, mereka akan mencium Anda di kening, pipi, mulut, hidung dan dagu Anda. Ketika Anda mau mendengarkan mereka barang sedetik saja, mereka akan melakukan apa saja yang Anda inginkan. Cobalah.
(Bayu Gawtama, untuk para Ayah di seluruh dunia)

Hal-hal yang melemahkan Iman

Hal-hal yang melemahkan Iman
Manusia itu diciptakan bukan dari cahaya sehingga bagai malaikat yang ditakdirkan selalu taat dan beribadah kepada Allah atau diciptakan dari api sehingga bagai syaiton yang senantiasa berbuat buruk dan mengajak kepada kebathilan, namun manusia diciptakan dari bahan yang berbeda dengan kedua makhluk itu yang kemudian memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Salah satu karakteristik manusia itu adalah cenderung pada kebaikan namun cenderung pula pada keburukan. Oleh karena itu rasululloh saw mengatakan dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Islam bahwa “keimanan itu bisa bertambah dan bisa berkurang. Maka perbaharuilah Iman kalian dengan laa ilaaha illallah”.
Agar dapat mengatasi saat iman terjadi penurunan, maka kita perlu mengetahui tanda-tandanya kapan saat iman itu turun. Fenomena atau gambaran melemahnya iman itu adalah sebagai berikut:

1. Terjerumus dalam kemaksiatan
Perbuatan yang sering dilakukan itu lambat laun akan membentuk sebuah 'kebiasaan' . Bila perbuatan yang sering dilakukan itu adalah sebuah aktifitas yang sarat akan manfaat dan berefek positif terhadap jiwa dan gaya hidup seseorang..duuh! betapa indahnyaa.
Ada sebuah harapan yang pernah keluar dalam lisan ini dan ternyata terrekam kuat dibenak sahabat saya di Bandung, "inget dulu... ente pengen kalo akhlak mulia tuh nempel sejak masa kanak-kanak seseorang, dan menjadi sebuah kebiasaan yang tak dapat lepas lagi hingga orang tersebut jadi dewasa", begitu kata kawan saya mengenang obrolan yang sudah berlalu antara kami. Kalimat ini muncul ketika saya mengabarkan bahwa anak saya yang paling besar bisa melalui kehidupannya di pesantren tahfidz Qur'an, Pameungpeuk Bdg dan dengan akhlak yang amat menyejukkan hati pula.. bila seorang anak dikondisikan dan dibiasakan agar berakhlak karimah sejak kecil, lalu kemudian melekat menjadi kebiasaan yang tak bisa lepas dari hidup dan geraknya hingga dewasa! maka jadilah dia sosok seperti Muhammad yang berakhlak mulia! menyejukkan... Subhanallah deh! bila baca Qur'an jadi kebiasaan yang melekat sejak kecil dan terbawa sampai dewasa.. hingga kebiasaan baca qur'an tak lepas lagi dari hari-hari seseorang sepadat apapun urusannya.. Namun... Innalillahi wa ina ilaihi rojiuun...musibah deh! Kalo kemaksiatan malah jadi kebiasaan yang melekat hingga melakukannyapun sudah jadi terang-terangan...! naudzubillah mindzalik... Terjerumus ini namanya..

Sambil berjuang untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu, sambil dibarengi memohon pada yang maha melindungi agar senantiasa menjaga fitrah-fitrah ini selalu dalam kebaikan. Karena tiada daya upaya dari seorang manusia itu, kecuali hanya kuasaNya saja
karena bila telah jadi kebiasaan, maka melakukannya pun sudah terbisa tanpa ada rasa bersalah... :( masyaAllah

Fitrah manusia adalah taat pada Rabbnya, sedangkan kemaksiatan adalah perbuatan yang mencerminkan ketidak-taatan, sehingga bila terjerumus pada kemaksiatan (baca:kemaksiatan jadi kebiasaan) fitrah ternoda..fitrah akan merana dan akhirnya keimanan melemah... Kalau dibiarkan melemah maka iman akan sekarat...
Saran Qur'an : Jangan terbetik untuk mengulangi dan selalu berusaha meninggalkan kemaksiatan, lalu Bersegeralah pada ampunan Allah yang luasnya seluas langit dan bumi dan pada surga yang disediakan untuk orang yang bertaqwa (yaitu orang2 yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya) (Qs.3:133)
Jadikanlah kebaikan sebagai perbuatan yang selalu akan diulangi apalagi bila jadi kebiasaan yang melekat lebih baik lagi...
karena Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.13:11)

maka bila seseorang mengambil pilihan membiasakan kebaikan adalah untuk kebaikan dirinya, dan bila sebaliknya maka keburukan yang jadi biasa itu untuk dirinya pula. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benang-benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali. (Qs.16:92)" Maksudnya adalah kebiasaan baik yang dulu dilakukannya, kini tidak dilakukan lagi dikatakan dengan istilah 'dicerai-beraikan kembali'

misalnya, dulu itu seseorang selaluu melaksanakan dhuha setiap hari walau dua rakaat...., namun karena berlalunya waktu.. kebiasaan itu tinggal kenangan.
dan banyak lagi kebiasaan baik yang dulu sering dilakukan sekarang tidak lagi
Allah SWT mengingatkan kita kembali dalam ayat sucinya, surat ke 91,asy-syams: Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu(9) dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya(10) dan bukan golongan yang selalu mengotori ruhi ini, amiin.
Dalam keadaan fitrah yang terjaga, maka imanpun akan menguat..., karena demikianlah fitrah manusia cenderung pada Rabbnya...

2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah
ketidak tekunan dalam beribadah tergambar pada tingkat kekhusuan kita terhadap ibadah2 yang kita lakukan, termasuk rutinitas yang tak tentu, kadang hari ini rajiinn.... kemudian besoknya berkurang, baik kualitas maupun kuantitasnnya . bagaikan ibadah-ibadah itu dilakukan dengan mau-mau engga - engga.
yang sangat memprihatinkan adalah ketika ibadah-ibadah itu bagaikan tanpa ruh(4:142)
Allah mengatakan bahwa mereka sedikit sekali menyebut Allah
padahal dalam sebuah hadist dikatakan "tidak akan diterima do'a dari hati-hati yang lalai dan main-main(HR Tirmidzi)"

bila kemalasan beribadah ini tidak segera disudahi dan diubah menjadi rajin dan tekun, tentu saja keimanan seseorang tersebut tidak akan terselamatkan kecuali atas pertolongan ALlah saja"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.13:11) "karena kemalasan terus menerus akan menjadi kebiasaan yang kebiasaan itu akan mengikat tentu saja pertolongan Allah itu sesuai dengan usaha hambanya, bila kau menghampiriku dengan berjalan, maka Aku menghampirimu dengan berlari.

3. Memudarnya tali ukhuwah
berkurangnya atau terputusnya interaksi dengan saudara muslim itu sangat mempengaruhi keimanan seseorang "bila orang-orang mukmin itu laksana satu tubuh(HR.muslim)
sehingga terlepasnya ukhuwah lambat laun mengurangi sentuhan hati terhadap keimanan kepada Allah SWT..
Fenomena melemahnya iman tampak pula pada
4. Terpautnya seseorang akan urusan diniawi dan terlalu mencintainya.
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu(hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. (qs.75:20-21)
Apa yang dimaksud dengan dunia?
Firman-Nya, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, ... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid [57]: 20)
Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah
Misalnya, shalat, shaum atau sedekah tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah
Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi, maka ia tak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktivitasnya seolah duniawi.
Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hal itu bukanlah urusan dunia. Bagaimana ciri orang yang cinta dunia?
Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya.
Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati.
Adanya yang menjadi sombong, dengki, serakah atau capek memikirkan yang tak ada.
Makin cinta pada dunia, akan makin serakah, bahkan bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya. Ciri lainnya adalah takut kehilangan.
Seperti orang yang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Karenanya pecinta dunia itu tak pernah bahagia.
Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah semata. Kita tak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, menua, dan akhirnya mati.
Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, maka tak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki, bahkan akan selalu siap titipannya diambil oleh pemiliknya karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan popularitas tak ada artinya jika tak digunakan di jalan Allah. Yang berarti dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Karenanya jangan pernah ada atau tiadanya dunia ini meracuni hati kita. Adanya jangan sombong, sedikitnya tak usah minder.
Kita harus meyakini bahwa siapapun yang tak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya karena sumber dari segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia.
Dunia mampu menjadi hijab antara manusia dengan Tuhannya manakala ma’nawiah tidak terbina, artinya tidak diimbangi dengan ibadah yang baik (baik kualitas maupun kuantitas), sehingga kecenderungan akan materi lebih menguasai daripada kecenderungan akan hal-hal yang bersifat ukhrawi misalnya ketentraman dan kepuasan bathin (merasakan manisnya iman).
demikian fenomena melemahnya iman akibat keterpautan yang sangat akan urusan dunia.
ke 5 adalah Mengeluh dan takut akan musibah :
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS.70: 19-21)
Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya."Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain karena pasti tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau".
Abu Hassan bertanya, "Apa hal yang merisaukanmu?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan waktu itu aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya,
"Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?" Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihlah leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit dimana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan.
tapi di indonesia juga banyak kejadian2 serem ya.. dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habislah kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua." Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda.
Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan lebih terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka seseorang tidak mendapat ganti kecuali kesia-siaan belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat dianjurkan dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah saat terkena musibah.
karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
karena itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam sebuah hadith Qudsi,:" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."
Begitu juga mengeluh
Rasulullah s.a.w bersabda,: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang." naudzubillah summa naudzubillah... ternyata..
artikan kafir disini sebagai 'bagaikan idak ada iman dalam dadanya'
karena dari Allah lah ujian itu berasal, setiap yang beriman tentu diuji keimanannya
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
Hamba yang mampu bersabar dan menguatkan lagi dari kesabaran yang ada tsb.
ada beberapa penyebab melemahnya iman, kalo tadi fenomenanya.
namun sebetulnya fenomena 2 itu bila dibiarkan berlanjut maka akan menjadi penyebab melemahnya iman pula ya.
1. Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik"(Qs.57:16)
berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, jadi penyebab pertama adalah Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama, yang mengakibatkan hati menjadi keras.
2. Jauh dari pelajaran dan tauladan yang baik.
Mata yang ALlah berikan ternyata memiliki fungsi untuk melihat hal2 yang menjadikan seseorang bertambah keimanannya.
bedakan antara melihat hal2 yang mengingatkan kita kepada Allah dengan melihat hal-hal yang tidak menjadikan kita ingat akan Allah.
sejak jaman dulu kala sudah ada orang2 yang bila marah atau bersedih itu pelampiasannya sampai merobek baju, kesedihan yang tidak dikembalikan kepada Allah)
2. Jauh dari pelajaran dan tauladan yang baik mayaa:
Mata yang ALlah berikan ternyata memiliki fungsi untuk melihat hal2 yang menjadikan seseorang bertambah keimanannya.
bedakan antara melihat hal2 yang mengingatkan kita kepada Allah dengan melihat hal-hal yang tidak menjadikan kita ingat akan Allah.
ketika kita melihat seseorang yang berakhlak mulia tentu hati akan tersentuh dan intensitas yang terus menerus akan membuat kita jadi ingin memiliki akhlak yang mulia pula
melihat ibadahnya yang tekun dan istiqomah, tentu akan membuat fitrah manusia terkondisikan.fitrah seseorang maksudnnya.
namun berbeda ketika mata ini tidak melihat tauladan itu
apalagi didukung dengan penyebab pertama tadi (Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama ) keimanan lambat laun terpupuskan.
3. Jauh dari menuntut ilmu islam yang dapat membangkitkan iman didalam hati penuntutnya.
bila dikatakan jauh disini artinya,yang deket-deketnya dilewatkan sehingga menjadi jauh.
pendidikan islam kita ibaratkan seperti rantai yang saling menyambung.
kehilangan satu mata rantai saja sudah mengakibatkan sulit nyambung.
apalagi bila banyak mata rantai yang hilang
misalnya males atau tidak memprioritaskan menghadiri majlis rutin(pengajian).
ketidak hadiran berulang-ulang banyak akibatnya...lama2 jadi malu sendiri untuk hadir.
yang akhirnya jadi sama sekali gak hadir dalam waktu lama (misalnyaaa )
4 Berada ditengah lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan.
Iman akan terkikis pada lingkungan seperti ini. walaupun ada lingkungan lain yang bukan lingkungan maksiat,walaupun suka berada juga di lingkungan lain yang bukan lingkungan maksiat,karena manusia itu memiliki dua kecenderungan, yaitu pada kebaikan dan keburukan,
Allah SWT mengingatkan kita kembali dalam ayat sucinya, surat ke 91,asy-syams: Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwa itu(9) dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya(10) jadi beruntunglah orang-orang yang senantiasa selalu dalam pengkondisian 'mensucikan jiwa' dan yang senantiasa berada dalam wilayah kemaksiatan tentu sedikit2 akan tercemari tentu sangat memprihatinkan bagi tumbuh-kembangnya keimanan(malah akan melemah)
5. Tenggelam dalam kehidupan dunia
“Cukuplah bagi seorang selagi dia didunia hanya seperti orang yang mengadakan perjalanan “(HR.Tabrani) demikian yang rasululloh ajarkan bagaimana menyikapi dunia.
6. Sibuk mengurus harta benda istri dan anak2.
(Qs.8:28,) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
kalo wanita, mungkin pendekatannya adalah mengurusi anak2 namun lupa meniatkan karena Allah.(QS.3:14) Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
7.Panjang angan-angan.
(Qs.15:3) Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). Ali ra. Pernah berkata mengikuti hawanafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan angan2 yang muluk akan melupakan akhirat.
8. Berlebihan dalam masalah tidur, makan, berjaga diwaktu malam berbicara, bergaul dan tertawa.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
posted by kajian-muslimah @ Permalink 10:52 AM   0 comments  



Tentang Tanda-Tanda Hati Beriman
Taruhlah bila kita menanam sebuah tunas pohon pada dua tempat. jenis pohonnya sama, pupuk yang diberikan sama, kedalaman cangkulannya sama, dan kualitas tunasnya pun sama.
namun ternyata kedua tunas itu tumbuh secara berbeda.
Tunas yang satu tumbuh menjadi pohon yang kuat, berdaun lebat dan berbuah banyak dan lezat, sedangkan tunas yang satunya lagi tumbuh menjadi pohon yang kecil, dan berbuah masam.Mengapa hal ini bisa terjadi? karena kualitas tanahnya memang berbeda.

Tanah yang satu subur hingga dgn mudah ditanami, sdgkan tanah yang lain gersang sehingga tidak bisa menumbuhkan tunas dgn baik.Ini hanya perumpamaan ttg hati. Begitupun dgn hati.

ada dua manusia yang bertempat tinggal sama, lingkungan yg sama, mendapatkan bimbingan dan pengajaran yg sama, mendengarkan arahan yg sama dan nasihat serupa tetapi outputnya ternyata berbeda. Hati yang satu melahirkan amal shaleh, sedangkan hati yg lain seperti 'masuk telinga kanan-keluar telinga kiri' Mengapa demikian??
jawabannya..karena memang hai tidaklah sama. Yang satu bening hingga menerima nasehat dan pengajaran dgn baik dan membuahkan amal shalih.
sdangkan hati yang lain penuh noda sehingga sulit menerimanya dan tentunya tidak terlihat amalan2 shalih.
Allah SWT hanya menerima hati yang beriman, hati yang selamat (qolbun salim) Q.S. Asy-Syu'ara : 88-89.

"(yaitu) pada hari di mana tidaklah bermanfaat harta dan anak-anak kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat." Lalu bagaimanakan profil hati yang selamat itu? Ia adalah hati yang penuh dgn keimanan..
ciri-ciri hati beriman sbb:
1. Mahabbatullah (Cinta kepada Allah)
Hati yg beriman akan selalu mencintai ALlah SWT. Hati yang jatuh cinta akan selalu memperlihatkan tanda-tandanya, bahkan tidaklah cinta disebut kecuali terlihat tandanya dan tampak isyaratnya.
Begitupun cinta pada Allah...suara bacaan Al-qur'an dimalam hari, langkah2 kaki menuju masjid, suara dzikir mendengung, perut2 kosong demi menegakkan amalan shaum, hingga darah yang menetes di medan jihad, semua itu menunjukkan nuansa cinta Q.S. Al-Bqarah : 165 "Dan orang-orang beriman, mereka sangat amat cintanya kepada Allah... Karena cinta, cobaan akan terasa ringan dgn cinta akan melahirkan sikap pengorbanan apapun resikonya dgn cinta perintah dan laranganNya akan dilaksanakan dgn sangat mudah dan tanpa beban. Cinta pun melahirkan rasa takut-takut ditinggalkan, kecemasan bila akan membuatNya murka karena sikap berdosa.

Oleh karenanya orang yg mencintai Allah selalu berusaha untuk dekat kepadaNya dgn memperbanyak ibadah dan sangat takut bila hatinya lalai mengingatNya. Sungguhlah hati yg mencintai Allah adalah hati yg beruntung, karena semua dilakukan dgn landasan cinta. Dan nantinya akan melahirkan kebaikan yg melimpah ruah di dunia dan akhirat.

2. Kembali dan bergantung kepada Allah SWT (Al-Inabah wa At-Tawakul'Alallah)
Hati yang beriman akan sangat bergantung pada yang dicintainya. Ia tidak dapat menikmati sesuatu kehidupan, keberuntungan , kenikmatan dan kesenangan kecuali dipikirkan 'adakah Allah ridho akan hal ini??"
Terkadang hati orang beriman sering digoda oleh petensi materi yang memang memberi manfaat dalam kehidupan. Karena itu pula perasaan butuh kepada Allah menjadi teruji, Al. Ust Abdullah pernah mengatakan manusia akan di goda dan diuji dari bagian terlemah dalam hidupnya, yang lemah ekonomi disitulah ia diuji, yg lemah studi disitulah ia diuji dsb.Jika semua potensi materi ini (rasa aman, uang, dan semua yg bersifat keduaniawian) membuat ketergantungan kepada Allah menjadi berkurang, maka kita kalah dalam menghadapi ujian itu.Padahal Allah telah berfirman,"..barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya..."(Q.S. Ath-Thalaq:3)

Ciri2 hati beriman yg ke-3 adalah
Asyik dalam beribadah (Al-Isyq Fi Al-Ibadah)
Hati yg beriman akan selalu menikmati ibadah2 yang dilakukan, bahkan bolehjadi kelelahan fisik tiada akan terasa. Seperti halnya Rasulullah SAW yg shalat tahajud hingga kaki beliau bengkak2. Lalu saat Aisyak mengingatkan beliau agar mengurangi shalat malamnya, rasulullah bersabda :
(Afalaa akuunu 'abdann Syakuuroo )Tidakkah kamu suka jika aku menjadi seorang hamba yang selalu bersyukur ? (HR. bukhari, tirmidzi dan nasa'i) Q.S. As-Sajdah :15-16" Hanya sesungguhnya org-orgberiman kepada ayat-ayat Kami, apabila diperingatkan dengannya, mereka tunduk sujud dan mereka bertasbih memuji Tuhannyasedang mereka tidak sombong. Mereka menegakkan lambung-lambungnya dari tempat tidur, mereka menyeru Tuhannya dgn takut dan penuh harap dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yg Kami berikan kepadanya.

4. Rindu Kepada Allah SWT (Asy-Syauq Ilallah)ummu_fatih (2:27:25 PM): Hati beriman senantiasa merindukan pertemuan2 dgnNya.
Ia begitu bersegera ketika saat sholat memanggil
Ia begitu kehilangan ketika tilawahnya terlewati
Ia begitu sedih terlewati sholat2nya tanpa do'a dan dzikir
Jika ia menemukan ketaatan kepada Allah SWT berkurang dadanya terasa sesak.Ada sebuah nasehat dari perempuan shaleha dikalangan salaf kepada anak-anaknya

"Biasakanlah dirimu mencintai Allah dan mentaatiNya, karena sesungguhnya org2 bertakwa sellau tentram mengerjakan ketaatan kepada Allah. Badan mereka terasa janggal/lain dan jiwa merana bila mengerjakan .Maka kemaksiatan itu akan melewati mereka begitu saja sambil merasa malu, karena hati beriman telah mengingkarinya."Q.S. Al-Kahfi : 110"

maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dgn Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih...

5. Tentram bersama Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda : Dan dijadikan mataku sejuk dalam shalat (H.R Nasa'i)
Ketenangan dan ketentraman adalah persoalan hati terdalam yang tiada terpengaruh oleh hingar bingarnya duniawi.
Lihatlah org2 disekitar kita ..banyak yg berkecukupan dari segi materi, fisik yang menawan, namun siapa kira hatinya menderita dan mengalami kekosongan (hal seperti ini juga adalah gambaran org2 jepang di sekitar saya)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika mendapatkan ujian dipenjara oleh penguasa.
Semua orang iba atas penderitaannya.Namun ia malahberkata "Apa yg mereka perbuat padaku? sedangkan surgaku ada dalam hatiku. jika mereka memenjarakanku, maka penjaraku adalah tempat menyepi. jika mereka mengusirku, maka pengusiranku adalah kelana/perjalanan buatku. Jika mereka membunuhku, maka pembunuhanku adalah syahadah..Subhanallah begitulah hati beriman..ia tidak terpengaruh kondisi duniawi, ia tetap asyik dgn Allah, mengeluh padaNya, bila suka ia bersyukur padaNya.
Seperti saat Rasulullah SAW menyuruh Bila r.a iqomah menjelang shalat, beliau bersabda : Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengannya (Hr.Abu Daud)
Oleh karena itu membuang2 waktu atau menggantikan waktu dengan sesuatu yg bisa mendatangkan kehancuran diri, tidak akan dilakukanselain org yang picik pemikirannya. Demikian besarnya nilai '

yang ke 6- memperhatikan waktu:
Hati beriman akanmerasa cemas bila waktunya hilang bila dihabiskan tanpa ketaatan kpd Allah SWT. Allah memberi nilai yang besar meski 'hanya' dipergunakan untuk berdzikir
Rasulullah bersabda : Siapa yang mengucapkan "Subhanallahil'adziim wa bihamdihi" maka ditanamkan baginya sebuah pohon kurma di surga(H.R. Ibnu Hibban, Tirmidzi)

selanjutnya ke-7 :
Perhatian thd kualitas amal. Org yang beriman akan menaruh perhatian yg lebih pada kualitas amal daripada sekedar kuantitas amal. Acuan penilaiannya bukan atas banyaknya amal namun baik tidaknya amalan dan penjagaan dari hal2 yg merusak pahalnya. Ia akan berusaha ikhlas dalam melaksanakan amalan2nya. Ia takut akan bangga hati/al-'ujb, sombong/takabuur, atau amalan2 yg terlihat manusia baik padahal ternyata lebih dekat pada kejahatan dan dosa. Tatkala Rasulullah SAW menanyakan arti ihsan kepada malaikat jibril, beliau menjawab :
Jibril menjawab :
Ihsan adalah jika kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya. Jika engkau tidak melihatNya maka ingatlah bahwa Allah selalu melihatmu.Artinya..setiap hamba harus terus merasa diawasi oleh Allah, sehingga ia tidak main-main denga amalannya bahkan sejak niat dalam hati ,selanjutnya: Berorientasi hanya kepada Allah (Al-Itijaah Ilallah Fahasbuh)
Hati beriman akan terus merasa gelisah bila melakukan kemaksiatan dan dosa.
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya orang-orang beriman akan melihat dosa-dosanya laksana gunung yang menjulang tinggi dan ia sedang duduk dibawahnya, ia begitu cemas jika gunung itu akan menimpanya.Sedangkan orang yang durhaka melihat dosa-dosanya ibarat lalat yg hinggap di atas hidungnya dan ia akan menepiskannya begini (beliau mengayunkan telapak tangannya di depan hidung). (H.R. Tirmidzi)

ke 8...: Terakhir....ciri hati beriman adalah : Lunak untuk berdzikir
Hati beriman selalu sarat dgn cinta. Cinta membuahkan keinginan untuk selalu menyebut-nyebut nama sang kekasih yaitu Allah SWT
Lidahnya di kuasai hati untuk berdzikir kepadaNya.
Akan tetapi jika hati yg terpenuhi kekufuran kefasikan dan kedurhakaan maka lidah akan tergeraj untuk berkata kotor, keji, ghibah/membicarakan keburukan org lain, 'ngeres', dll.
Dengan lisan yg sellau berdzikir..hatinya akan damai. Q.S> Ar-Ra'd:28.
Ingatlah bahwa dengan dzikrullah hati akan menjadi tentram.Q.S. Az-Zumar :23.
Allah telah menunjukkah sebaik-baik perkataan (yaitu) Kitab yang sebagiannya menyerupai sebagian dan berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi lembut kulit dan hatinya karena berdzikir kepada Allah. demikian..kiranya ttg ciri2 hati beriman.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

DALAM TUJUH HARI YANG LALU DAN MUNGKIN AKAN TERULANG

DALAM TUJUH HARI YANG LALU DAN MUNGKIN AKAN TERULANG


Hari per-1, tahajudku tetinggal
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib
Dengan niat kulakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai

Hari ke-2, tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ke-3 aku lalai lagi akan tahujudku
Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dr 200 hlmn
Dalam waktu tidak 1 hari aku telah selesai membacanya
Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juzz
Al-qur'an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan terbata-bata
Tapi... ketika temanku bertanya ttg novel tadi betapa mudah dan lancarnya
aku menceritakan

Hari ke-4 kembali aku lalai lagi akan tahajudku
Sorenya aku datang ke   selatan Jakarta dengan niat mengaji
Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan
Kubiarkan ustadzku yang sedang  mengajarkan lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yg ada disampig kiri & kananku
Padahal bada magrib tadi betapa sulitnya aku merangkai
Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa

Hari ke-5 kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam sholat jum'at kelamaan bacaannya
Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa nikmat,serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam


Hari ke-6 aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu di mall & bioskop bersama teman2ku
Demi memuaskan nafsu mata & perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar
Aku lupa .. waktu diperempatan lampu merah tadi
Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa menoleh

Hari ke-7 bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal
Aku bermalas2an ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga
Aku tersentak kaget mendengar khabar temanku kini
Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya
& malam tadi dia dengan misscallnya mengingat aku ttg tahajud

kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya?
Padahal dari dulu sayap2nya selalu mengelilingiku dan
Dia bisa hinggap kapanpun dia mau

abad lebih aku lalai....
Dari hari ke hari, bulan dan tahun
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah
Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta
Berkata kuno akan nasehat ke-2 orang tuaku
Padahal keringat & airmatanya telah terlanjur menetes demi aku

Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah
Walaupun imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa
Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas
Saat aku melipat sajadahku.....
Amin....



Bila di dunia ada syurga,
maka itulah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bila di dunia ada neraka,
maka itulah kehidupan rumah tangga yang tak selaras & jauh dari agama.

Bahagialah mereka yang diamnya berfikir,
Memandangnya mengambil pelajaran,
mendengarnya mengambil hikmah, dan
dalam tindakannya mengenal indahnya ajaran Islam.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More